Tugas Sistem Informasi Psikologi


Ahmad Jahid Suyudi
10516375
4PA06

A.  Pengertian Sistem Informasi Psikologi
Marimin, Tanjung & Prabowo (2006) mengemukakan bahwa Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks. Davis (dalam Gaol, 2008) menyatakan bahwa Informasi adalah data yang telah diproses/diolah ke dalam bentuk yang sangat berarti untuk penerimanya dan merupakan nilai yang sesungguhnya atau dipahami dalam tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya. Menurut Branca (dalam Basuki, 2008) Psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Berdasarkan definisi dari beberapa tokoh mengenai sistem, informasi, dan psikologi, maka dapat disimpulkan bahwa definisi dari Sistem Informasi Psikologi adalah suatu sistem yang digunakan untuk memperoleh data yang berarti bagi si pengguna atau penerima mengenai ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia atau psikologi.

B.  Elemen Sistem
Elemen sistem adalah bagian terkecil sistem yang dapat didentifikasikan. Jika sebuah sistem cukup besar yang terdiri dari subsistem-subsistem, maka elemen sistem terdapat pada tingkatan yang paling rendah yang dapat dikategorikan sebagai individu. Elemen-elemen yang terdapat dalam sistem meliputi : tujuan, masukan (input), proses, keluaran (output), dan mekanisme pengendalian dan umpan balik. Berikut adalah keterangan elemen-elemen sistem:
1.    Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
2.    Masukan (input)
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
3.    Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia,  proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
4.    Keluaran (output)
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
5.    Pengendalian dan Umpan Balik
Pengendalian (control) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

C.  Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai ciri-ciri karakteristik yang terdapat pada sekumpulan elemen yang harus dipahami dalam megidentifikasi pembuatan sistem. Adapun karakteristik sistem (Hutahaean, 2015:3) yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1      Komponen
Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa sub sistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan sistem (boundary)
Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luar dinamakan dengan batasan sistem. Batasan sistem ini memungkinkan sistem dipandang sebagai satu kesatuan dan juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem (environment)
Apapun yang berada di luar batas dari sistem dan mempengaruhi sistem tersebut dinamakan dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar yang bersifat menguntungkan wajib dipelihara dan yang merugikan harus dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sistem.
4. Penghubung sistem (interface)
Media penghubung diperlukan untuk mengalirkan sumber-sumber daya dari sub sistem ke sub sistem lainnya dinamakan dengan penghubung sistem.
5. Masukkan sistem (input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem dinamakan dengan masukan sistem (input) dapat berupa perawatan dan masukan sinyal. Perawatan ini berfungsi agar sistem dapat beroperasi dan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk menghasilkan keluaran (output).
6. Keluaran sistem (output)
Hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dinamakan dengan keluaran sistem (output). Informasi merupakan contoh keluaran sistem.
7. Pengolah sistem
Untuk mengolah masukan menjadi keluaran diperlukan suatu pengolah yang dinamakan dengan pengolah sistem.
8. Sasaran sistem
Sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran yang sangat menentukan input yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan.

Contoh elemen dan karakter sistem dari model Sistem Informasi Psikologi:
Model Sistem Psikologi
TES APM

                                 



APM ( Advance progressive matrics) merupakan tes kelompok nonverbal yang biasa digunakan untuk pengaturan pendidikan. Tes ini pertama kali dikembangkan di Inggris pada tahun 1936 oleh John C. Raven.  Tes APM merupakan salah satu bentuk dari 3 mavam test RPM.
Awalnya tes Raven Matriks digunakan untuk rekruitmen tentara dari rakyat sipil Karena pada zaman itu banyak rakyat Inggris belum berpendidikan. Oleh sebab itu Jhon C. Raven menciptakan Raven Matriks untuk mengukur inteligensi umum dengan berdasar pada teori Sperman yang disebut dengan teori dua faktor, teori ini terdiri dari dua kemampuan mental yaitu inteligensi umum General Factor (Faktor g) dan kemampuan spesifik Special Factor (Faktor s). Menurut Spearman kemampuan seseorang bertindak dalam setiap situasi sangat bergantung pada kemampuan umum dan kemampuan khusus.
Raven Matriks merupakan tes intelegensi dengan Performance test atau sering disebut dengan Culture Fair, yaitu tes dibuat untuk menghilangkan bias budaya dengan meminimalkan perbedaan nilai antara satu budaya dengan budaya yang lain. Oleh sebab itu tes ini sering kali digunakan mulai dari penelitian untuk mengetahui kemampuan kognitif secara umum hingga untuk membandingkan kemampuan intelektual antar suku bangsa atau ras maupun kelompok mayoritas dan minoritas.
Tes APM dimaksudkan untuk mengungkap kemampuam efisiensi intelektual. Tes APM ini sesungguhnya untuk membedakan secara jelas antara individu-individu yang berkemampuan intelektual lebih dari normal bahkan yang berkemampuan intelektual superior.
Bentuk tes
Tes APM terdiri dari 2 set dan bentuknya non-verbal. Set 1 disajikan dalam buku tes yang berisikan 12 butir soal. Set II berisikan 36 butir soal tes.
Tujuan Sistem
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur tingkat intelegensi, di samping untuk tujuan analisis klinis.
Hasil
APM  tidak memberikan suatu angka IQ akan tetapi menyatakan hasilnya dalam tingkat atau level intelektualitas dalam beberapa kategori, menurut besarnya skor dan usia subjek yang dites, yaitu:
·         Grade I         : Kapasitas intelektual Superior.
·         Grade II        : Kapasitas intelektual Di atas rata-rata
·         Grade III       : Kapasitas intelektual Rata-rata.
·         Grade IV       : Kapasitas intelektual Di bawah rata-  rata.
·         Grade V        : Kapasitas intelektual Terhambat.
Elemen Sistem
Tujuan
Masukan (input)
Mengukur tingkat intelegensi, di samping untuk tujuan analisis klinis.
Menginput atau memasukkan data identitas peserta tes APM berupa nama, umur, dan lain sebagainya.
Proses     
Jendela pada layar akan muncul soal-soal bergambar dan user/peserta akan menjawab soal-soal bergambar tersebut dengan memilih salah satu jawaban yang benar.
Keluaran (output)
Skor atau hasil yang didapatkan dari serangkaian tes APM. Skor dari tes APM ini akan menentukan tingkat atau grade intelegensi sesuai norma APM.
Pengendalian dan
Umpan balik       
Mengetahui tingkat atau level intelektualitas apa yang dimiliki dan adanya sistem yang melihat umpan balik dalam mengendalikan jalannya sistem tes dari input, proses sampai output agar berjalan dengan baik dan tidak adanya eror.

Karakteristik Sistem
Komponen sistem           
Bagian-bagian yang mendukung pembuatan sistem Tes APM. Tes APM berisi 48 soal melengkapi gambar, yang terdiri dari set I berisi 12 soal dan set II berisi 36 soal.
Batasan sistem                
Terdapat batasan umur untuk mengerjakan tes APM.
Lingkungan Luar Sistem
APM ini tidak dipengaruhi oleh budaya, jadi yang memenuhi syarat penggunaan APM boleh menggunakannya.
Penghubung Sistem
Adanya monitor, atau menggunakan buku APM, dan pengawas supaya tes APM berjalan dengan baik.
Masukan Sistem
Memasukkan nama dan identitas asli, juga diharapkan tes APM dikerjakan secara jujur supaya hasilnya sesuai dengan kemampuan diri.
Keluaran Sistem
Berupa hasil skor yang didapat dari tes APM.
Pengolahan Sistem
Terdapat Skoring yang dilakukan oleh komputer atau pengawas untuk memeriksa jawaban benar dan salah, hasil akhirnya adalah tingkat atau level intelektualitas dalam beberapa kategori.
Sasaran Sistem
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur tingkat intelegensi, di samping untuk tujuan analisis klinis.


                                                            Daftar Pustaka
Amsyah, Z. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta: PT. Gramedia pustaka umum
Basuki, A.M.H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Gunadarma
Gaol, C.J.L. (2008). Sistem informasi manajemen pemahaman dan aplikasi. Jakarta: Grasindo
Https://akarbk.wordpress.com/2011/08/13/tes-apm-advanced-progressive-matrices/
Http://devinadwi27.blogspot.com/2018/01/model-sistem-informasi-psikologi-tes-apm.html
Https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/707/jbptunikompp-gdl-rulymeldia-35340-6-unikom_r-i.pdf
Hutahaean, J. (2015). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish Publisher
Marimin., Tanjung, H., & Prabowo, H. (2006). Sistem informasi manajemen sumber daya
manusia. Bogor: Grasindo
Sukoco, B. M. (2007). Manajemen administrasi perkantoran modern. Jakarta: Erlangga.

Komentar

Postingan Populer